PENGALAMAN PERIKSA
GIGI
Aku termasuk orang yang jarang ke dokter gigi. Cuma beberapa
kali ke dokter gigi saat harus mengikuti uji kesehatan. Tergolong pemalas yang
kurang memperhatikan kesehatan gigi ya... hehehe...
Sebenarnya aku sudah memiliki keluhan terkait gigi. Seperti
ada benjolan di gigi, sariawan, kadang juga gigi terasa nyeri. Cukuplah beli
obat di apotik. Kupukir semua akan baik2 saja
Benar saja, benjolan pada gusi berkurang, tapi tidak hilang.
Karena keluhan nyeri dan bengkak sudah berkurang, jadi aku tidak pernah
berpikir untuk berobat ke dokter gigi
Suatu saat gigiku sering berdarah, akupun mulai khawatir. Ditambah
lagi terasa nyeri saat makan pada pipi kanan. Saat kuraba2, seperti ada gigi
geraham kecil yang tumbuh di pojok kanan atas. Setelah kupikir2, lebih baik periksa
gigi saja di klinik. Selain itu, sebenarnya aku mempunyai karang gigi di gigi
seri tengah bawah. Jorok sekali ya... Sudah lama ini :’(
Butuh waktu lama untuk mengumpulkan niat ke dokter gigi.
Sebelumnya, aku mencari informasi terkait pembersihan karang gigi. Aku punya
kenalan mbak kos waktu kuliah dulu yang pernah bekerja di suatu klinik gigi di
semarang. Dia bilang kalau periksa di klinik itu mahal, lebih baik periksa di
puskesmas saja sesuai BPJS.
Akupun ke puskesmas Pandanaran Semarang untuk periksa gigi.
Saat mau mendaftar, menunggu beberapa antrian. Akhirnya aku dipanggil juga oleh
petugasnya. Namun, petugasnya bilang kalau lebih baik di faskes pertama sesuai
bpjsnya. Faskes pertamaku yaitu klinik sana medika. Dia bilang kalau sana
medika juga ada dokter gigi dan alatnya lengkap. “Ke klinik saja, soalnya nanti
kalau tetap di puskesmas jadi pasien umum,”jelasnya. Aku bilang kalau kurang
tau tentang dokter gigi dan peralatannya karena baru sekali priksa di kliniknya
waktu sakit. Kupikir tidak ada jadi aku langsung ke puskesmas saja.
Di hari
kamis itupun, sekitar pukul 11 saya langsung ke kliniknya. Ternyata untuk
klinik gigi sudah tutup, dan diberi tau kalau aku bisa kembali lagi nanti sore
jam 16.30. Karena sudah niat, otomatis jam 16.40 aku kembali lagi ke klinik. Sampai
sana diminta mengumpulkan KTP dan BPJS
asli. Menunggu antrian sekitar 30 menit untuk bisa diperiksa. Akupun masuk
ke ruangan dan diperiksa oleh dokter giginya. Ditanya keluhan apa, aku bilang
kalau ada benjolan di gusi yang sudah lama, gigi sering berdarah, gigi terasa
sakit saat makan, dan mau membersihkan karang gigi.
Baiklah... pertama2 aku diminta kumur2 dengan air. Setelah
itu aku diminta membuka mulut. Baru pertama kali periksa ya, masih takut. Ada
rasa penolakan. Aku diminta untuk rileks, jangan melawan alatnya... huhuhu...
Diperiksalah gigiku,. Bu dokter bilang kalau karang giginya
memang lumayan banyak di gigi seri bawah. Kalau minta dibersihkan nanti tidak
sepenuhnya ditanggung BPJS. Hanya sekitar 50% saja, kurang lebih 175ribu. Aku
bilang setuju... Baiklah, itu sudah persetujuan dari pasien. Akupun mulai
dieksekusi... hahaha...
Kubukalah mulutku lebar2. Dan proses pembersihan karang
gigipun dimulai. Sakit, ngilu, berdarah...
karang gigipun dibor dengan alatnya.. Selain itu, perawat di samping dokter
menyedot darah2, dan kepingan2 karang yang kecil dengan alat suction.
Karena mulut tidak kuat membuka terlalu lama, jadi akupun sesekali menyerah.
Dan mulai meludah dan kumur2... kurang lebih 30menit sampai selesainya aku
dibersihkan. Dokterpun bilang, kalau seharusnya periksa gigi paling tidak
setiap 6 bulan sekali. Kalau terasa ngilu, pakai pasta gigi pepsodent sensitive expert yang diberinya. Dokternya pun
khawatir terhadap benjolan pada gusiku. Jadi saya diberikan surat rujukan dan
boleh memilih ke RS mana. RS Roemani, RST, dll. Langsung saja kupilih RST Tamtama
yang dekat kos2an. Sekalian diminta untuk memilih hari... Kupilih selasa saja,
karena selasa masuk malam.
Hari selasapun tiba. Saatnya aku periksa gigi. Kubawalah
bekal yang kubeli dari Alfamidi. Aku beli Aqua dan sari roti.. sekitar jam
08.20 aku sampai di RST Bhakti Wira Tamtama. Saat itu antrian sudah mencapai
137, dan yang dipanggil baru no 60. Baiklah, ku harus sabar menunggu. Kurang
lebih 2jam an baru aku dipanggil di bagian administrasi rawat jalan. Aku
ditanya mau periksa apa, sudah pernah kesini atau belum. Selanjutnya aku
diminta menyerahkan surat rujukan asli,
fotokopi KTP, dan fotokopi BPJS. Alhamdulillah, tadi sebelum ke RS aku
mampir fotokopi dulu. Hehehe...
Setelah administrasi beres, aku diminta langsung saja ke
poli giginya. Poli gigi berdampingan dengan poli anak. Menunggu antrian
dipanggil kurang lebih satu jam. Alhamdulillah, akhirnya dipanggil juga.
Seperti biasa, ditanya keluhan apa. Aku bilang kalau ada benjolan di gusi dan
sudah lama, pipi kanan sakit saat makan. Kemarin diminta rujuk juga kalau2
berbahaya dan perlu dirontgen. Kata dokternya, benjolannya tidak masalah dan
nanti akan mengecil dengan sendirinya. Apalagi habis dibersihkan karang
giginya, semoga tidak terinfeksi lagi. Lega
rasanya
Masalah pipi kanan sakit ternyata karena pertumbuhan gigi
geraham baru yang atas tidak pas dengan posisinya. Seharusnya giginya ke bawah,
itu malah agak miring. Benar saja, saat aku mengunyah makanan terasa sakit
karena gigi melukai pipi dalam. Dokternya pun bilang kalau giginya harus
dicabut. Dan akupun menyetujuinya dicabut sekarang juga.
Aku diberi tau kalau akan dibius lokal dulu, biar tidak
sakit. Benar saja, kumulai disuntik di mulut dalamku. Namanya juga gigi kokoh
yang dipaksa lepas sakitnya seperti apa. Walaupun lebih ngilu saat pembersihan
karang gigi. Akupun tidak kuat membuka mulut terlalu lama. Di sana sampai
mual2. Dibius sih, tapi tetap terasa sakit sampai ke luar air mata. Tarik nafas
panjaaang... Aigoo
Setelah gigi terlepas, akupun senang. Aku diminta untuk
kumur2 yang banyak. Setelah itu aku diminta untuk menggigit kasa supaya
darahnya tidak keluar. Dokternya bilang satu jam saja. Saat selesai semua aku
dijelaskan oleh perawatnya kalau sudah selesai dan dapat mengambil obat di
apotik. Gigit kasanya selama 2jam, kalau masih keluar darah buat gulungan kapas
dan digigit lagi. Siaapp...
Langsung saja aku menuju ke apotiknya. Harus antri lagi ya.
Yang dipanggil baru antrian 40, dan aku nomer 76. Butuh kesabaran yang maksimal
ini. Dari pagi sampai siang masih di rumah sakit. Huhuhuhu...
Setelah dipanggil dan dapat obat asam mefenamatnya, akhirnya
aku pulang juga. Sebelum sampai kos, aku ke warung dulu. Beli makan buat makan
siang, dan sekalian makan malam. Beli nasi lhoh... Harap maklum, kelaparan akut. Tambah lagi beli bubur
kacang hijau. Sudah siang kan, yang jual bubur ayam sudah tidak ada. Apa boleh buat, aku tetap makan nasi.
Sampai kos jam 13.00, aku buka kasanya... Ternyata masih
berdarah juga, banyak. Akupun membuat gulungan kasa lagi di kos, dan kugigit
lagi. Alhamdulillah, punya persediaan P3K. Selajutnya aku kumur2.. trus, wudhu.
Sholat... lalu makan. Masih ngilu dan berdarah sih, tapi aku tetap makan karena
kelaparan. Makanlah nasi, gigi kiriku yang mengunyah. Minum es bubur kacang
hijau juga. Setelah kenyang, ternyata masih keluar darah. Tapi berkurang...
karena ngantuk, akupun tertidur. Malamnya aku kerja, jaga malam. Masih sakit
itu gigi. Walau pun sudah minum obat ya. Tetap strong kok. Hahaha...
Tengah malampun masih berdarah, pengen kumur2 terus jadinya.
Akupun kumur2, sekitar jam 2, ku kompres dinginlah pipiku, minum air dingin
juga. Jaga malam yang istimewa... Setelah jaga malam biasanya beli yang
hangat2, soto. Tapi tidak untuk hari ini, ramesan saja lah. Dokter bilang tidak
boleh makan makanan atau minuman yang panas dulu.
Memang benar, makanan atau minuman yang panas dapat
memperlama proses pembekuan darah. Jika kita mengkonsumsi makanan atau minuman
yang panas pasca cabut gigi, hal yang terjadi adalah terbukanya kembali luka
yang telah mengalami proses pembekuan darah. Hal ini berbeda dengan makanan atau
minuman yang dingin.
Sampai kos langsung tidur saja.., Ya, efek dari gusi
berdarah dan nyeri memang agak lama ya. Bisa sampai 1x24 jam. Tetapi aku
senang, karena sekarang sudah tidak sakit lagi. Alhamdulillah ^^
Sekian cerita dariku...
Ingat!! Periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, dan
jaga kesehatan gigimu. Senyummu, tawamu sangatlah berharga 😊💞
Komentar
Posting Komentar