Stop Stigma Negatif Pada Tenaga Kesehatan dan Pada Pasien Positif Corona (Covid-19)

Kami sangat menyayangkan tindakan warga yang menolak jenazah teman kami. Kami sebagai garda terdepan yang merawat pasien dengan covid-19 malah diperlakukan sangat tidak manusiawi saat ada teman kami yang menderita penyakit tersebut. Miris sekali melihat jenazah ditolak di dua tempat, sampai-sampai ibu Ny N memohon-mohon untuk dimakamkan di tempat tersebut.
We see human, but not humanity...

Apakah mereka belum mendapatkan edukasi terkait keamanan jenazah pasien positif covid-19 ataukah memang mereka yang terlalu fobia dengan virus tersebut? Tolonglah jangan tutup mata, tutup telinga, apalagi tutup hati. Coba kalian "wahai warga terhormat", membaca dan memahami bahwa jenazah pasien positif covid-19 telah dilakukan pemulasaran jenazah pasien dengan penyakit menular sesuai dengan SOP yang berlaku. Dikafani, dibungkus plastik, didesinfektan, dan lainnya.

Ada kutipan dari Kepala Departemen Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU Dr Soetomo Surabaya Dr Edi Suryanto, SpF., SH., MH :
"Secara ilmiah ilmu kedokteran, korban atau jenazah kemungkinan menularnya sudah tidak ada. Apalagi virus corona. Dia (virus corona) harus hidup pada inangnya. Inangnya sudah mati, virusnya juga ikut mati. Sama dengan HIV/ AIDS, sama H5N1 (flu burung)."
Nah, sangat jelas kan. Cetha wela-wela...
Bahwasannya, virus corona akan mati saat inangnya mati. Jelas sekali virus itu tidak akan menular.

Miris lagi mendengar di beberapa daerah perawat yang menangani pasien covid-19 diusir dari kos-kosannya karena dianggap pembawa virus. Perlu ditegaskan, kami di sini memang kontak langsung dengan pasien positif covid-19. Tetapi kami sudah melakukan tugas kami sesuai SOP dan sudah menggunakan APD. Kamipun sudah mandi dan ganti baju sebelum keluar RS.

Tolonglah, stop stigma negatif pada tenaga kesehatan dan pada pasien positif covid-19! Jauhi penyakitnya bukan orangnya. Saran saya, kalian tinggal duduk di rumah. Stay at home and work from home. Jangan keluar nongkrong-nongkrong dulu, jangan mudik dulu. Bantu kami dengan tetap di rumah, sehingga dapat memutus rantai penularan virus covid-19. Kami di sini berjuang demi kalian, demi raga yang lain. Jadi, kalian di sana demi kami. Setuju kan...

Jujur, saya kangen melihat senyuman orang-orang. Saya kangen jabat tangan dengan orang-orang. Saya kangen jalan-jalan. Saya kangen ikut kajian. Yang pasti, saya kangen orangtua, pengen mudik. Huhuhu...
Semoga pandemi virus ini segera berakhir.  Aamiin 😇

Jaga kesehatan, dan tetap bahagia yaa... 💕






Komentar

Postingan populer dari blog ini

tugas pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

CPNS kemenkes 2014